LODGE (Loji) Tidar : Kala Freemason Hidup di Tanah Tidar


Salam Mblusukmen!!
Kali ini saya akan sedikit memberikan informasi mengenai sebuah gedung yang sekarang sudah tidak ada jejaknya sama sekali. Gedung ini dulunya dipercaya sebagai gedung setan. Namun sekarang bekas gedung ini berada sudah berubah menjadi sebuah gedung pertemuan serbaguna  di Kota Magelang. Siapa yang mengira, organisasi yang identik dengan teori konspirasi global ini pernah eksis di bumi Magelang. Organisasi persaudaran internasional ini adalah Freemason atau Vrijmetselarij dalam bahasa Belanda.

 
Mosaik porselen Freemason karya Jan Toroop di gedung Algemeene Maastchappij Levensverzekering En Lijferente di Jalan Jembatan Merah , Surabaya
Sumber: National Geographic Indonesia




Lebih dikenal dengan organisasi dengan tingkat eksklusifitas yang tinggi, Freemason memasuki kancah peradaban modern pada 1717 dengan pendirian Grand Lodge di London. Sebagian sejarawan barat percaya bahwa sebenarnya organisasi ini sudah berdiri jauh sebelum itu di Skotlandia sekitar abad 14. Pasca sekembalinya para Kesatria Tempelar dari Tanah Suci Yerusalem akibat dari kekalahan melawan Salahudin Al Ayubbbi dalam perang salib, mereka pulang ke daratan Eropa dan menebar terror dimana –mana. Hal tersebut pada akhirnya membuat Paus Klemens V marah besar dan memerintahkan untuk menumpas mereka semua. Para kesatria Tempelar yang berhasil kabur dari kejaran Paus memilih Skotlandia  sebagai lokasi pelarian mereka dan mendirikan sebuah kuil dan mengganti identitas mereka sebagai tukang batu atau mason. Sehingga mereka menyebut diri mereka sebagai Freemason (tukang batu yang bebas).

  
Lambang Freemason
Sumber: perkumpulanrahasia.blogspot.com
 
Organisasi ini pada awalnya sangat sulit untuk dilacak karena tingkat kerahasiaannya yang sangat tinggi, terstruktur dan rapi. Dalam Kongres Freemansory Internasional di Paris pada tahun 1900, tujuan utama para kaum masonic ini adalah mendirikan sebuah negara internasional anti agama yang satu dalam naungan freemason.   

Loji Tidar (Lodge Tidar) Si Loji Setan Magelang 


Loji atau Lodge adalah sebuah tempat pertemuan kaum masonik untuk beribadah memuja Yang Maha Terang (Lucifer = Raja Iblis) dimana mereka menyanyikan kidung – kidung pemanggilan arwah orang mati. Orang - orang pribumi lebih akrab menyebut Loji ini sebagai Loji Setan karena ritual – ritual aneh yang sering dilakukan para penganut tarekat freemason. Tak jarang suara – suara aneh dan hal – hal ganjil terjadi disekitar loji kaum masonik ini.

Loji Tidar sendiri merupakan loji yang dibangun kaum freemason Magelang tahun 1891 dan merupakan loji ke-14 dari 20an loji (ada yang mengatakan 22 loji, ada yang 25 loji) yang dibangun diseluruh Hindia Belanda. Loji Tidar ini juga merupakan loji ke-82 yang dibangun diseluruh dunia. Oleh karena itu, Loji tidar bernomor 82 yang menunjukan urutan pembangunan loji di dunia, bukan nomor alamat Loji Tidar berada. Loji Tidar berada dibawah naungan Organisasi Freemason Hindia Timur yang berpusat di Batavia. Freemason Hindia Timur mulai aktif sejak 1762 hingga tahun 1962 sebelum dilarang oleh Presiden Soekarno (yang nanti pada era Gus Dur aturan pelarangan ini dicabut).

 
Vrijmetselaarsloge Tidar te Magelang. Bangunan Loji Tidar Magelang pada 1927. Tampak lambang freemason di fasade depan bangunan utama loji.
Sumber: KITLV 


Bangunan Loji Tidar sendiri dulunya berlokasi diantara timur Balai Kota Magelang (Kantor PDAM Magelang) dan sebelah barat Hotel Nitaka (Kantor Polwil) dengan muka bangunan menghadap selatan. Bangunan ini berarsitektur gabungan antara neoklasik dan tropis. Bagian fasade depan berbentuk pilar – pilar besar khas bangunan romawi dengan atap belakang bergaya tropis.


  
Loji Tidar nampak dari sebelah kanan dengan arah pengambilan foto serong menghadap barat laut pada 1924.
Sumber: KITLV


Pada bagian interior Loji Tidar dipenuhi oleh alat – alat ritual masonik dan penuh dengan simbol – simbol organisasi freemason. Bisa dilihat dalam foto ubin catur berwarna hitam putih dengan pataka masonik, kursi yang mengelilingi dinding ruangan, alatar dan lilin.

  
Interior Loji Tidar yang penuh dengan barang - barang ritual masonik
Sumber: Buku Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat Hindia Belanda dan Indonesia 1764 - 1962

Jamaat Tarekat Freemasonry


Anggota jamaat freemason tidak hanya didominasi oleh warga kulit putih eropa saja, banyak warga pribumi yang masuk dan ikut menjadi anggota freemason. Sebut saja, raja – raja jawa dan trah ningrat seperti Sultan HB VIII, Paku Alam VIII, RAS. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, RMAA, Tjokroadikoesoemo, politisi nasional seperti Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Dr. Teuku Mansyur, dan banyak anggota organisasi Boedi Oetoemo. Bahkan, bapak seni lukis modern, Raden Saleh pun adalah salah satu anggota Freemason pribumi pertama di Hindia Belanda. Orang – orang tersebut tercantum dalam buku karya Dr. T.H. Stevens yang merupakan seorang sejarawan asal Belanda.

 
Sumber: Indocropsecircle.wordpress.com

 
Salah satu bupati anggota Freemason dari jawa.
Sumber: Troppenmuseum

 
Potret Raden Saleh Sjarif Boestaman (Raden Saleh) 1872
Sumber: Troppenmuseum


 
Group portrait bersama Resident L.F. Dingemans dan Sultan Hamengkoe Boewono VIII dalam sebuah acara di Loji Mataram pada 21 November 1925
Sumber: Troppenmuseum
 
Loji Tidar juga pernah menjadi saksi seorang Master Mason besar bagi kaum freemason dunia. Namanya adalah Hermannus Van Tongeren. Ia adalah seorang mayor jendral berkebangsaan Belanda yang memulai karir masoniknya sebagai anggota freemason pada tahun 1909 di Loji De Ster in Het Ootsen atau “Bintang Timur” di Batavia. Kontak pertama Van Tongeren pada Freemason sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1896 pada usia 20 tahun. Namun ia ditolak berkali – kali oleh organisasi ini. Akhirnya, berkat kegigihan yang ia tunjukkan selama 12 tahun, ia berhasil diterima sebagai anggota Tarekat Freemason.

Karir nya sebagai anggota Freemason mulai terlihat ketika pada tahun 1911 ia mendapat promosi menjadi pendamping Loji di Loji ‘Prins Frederik’ di Kota Radja. Pada tahun 1914, van Tongeren mendapat promosi lagi sebagai pengajar di Loji Tidar, Magelang hingga 1917. Setelah ia selesai menjalani tugasnya di Magelang, van Tongeren kembali ke Amsterdam dan masuk menjadi anggota Loji ‘Nos Vixint Libertas’. Dari sinilah karir masoniknya melesat cepat, sehingga pada tahun 1919 setelah akhir perang dunia pertama ia menjadi uskup kedua freemason. Dalam jangka waktu satu tahun, yaitu pada 1920, ia sudah menjadi uskup pertama dan antara 1922 sampai 1936 ia menjadi Uskup Agung Jamaat Tarekat Freemason dunia.

 
Foto diri Hermannus van Tongeren pada tahun 1903 


Van Tongeren dengan pakaian Master Mason
Sumber: Redeenportret.nl

Ketika Sinar Masonik Meredup di Tanah Jajahan


Berkobarnya perang asia timur raya pada awal 1942 membawa dampak yang cukup besar pada aktivitas organisasi tarekat Freemason di Hindia Belanda. Dikuasainya kota – kota besar di Hindia Belanda oleh tentara – tentara Jepang menuntut beberapa loji seperti Loji Matahari di Padang, Loji Mataram di Yogyakarta, Loji Prins Frederik di Kota Radja, dan beberapa loji lain di kota Makasar, Blitar, Malang, Tegal, Jember dan lainya harus berhenti beroperasi. Ditengah banyaknya loji di kota lain yang tutup, Loji Tidar masih tetap bisa menjalankan aktifitasnya seperti biasa hingga akhir perang dunia kedua berakhir.  

Dengan keluarnya Lembaran Negara nomor 18/1961, Loji Tidar baru ditutup oleh Soekarno pada tahun 1960an. Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan kembali oleh Keppres Nomor 264 tahun 1962 untuk  semua organisasi yang tidak mendukung langkah politik Soekarno dengan Manifesto Politiknya dengan dalih organisasi sejenis Freemason tidak sesuai dengan cita – cita dan pribadi bangsa. Maka sejak saat itu, bangunan bekas loji – loji Freemason ini diakuisisi oleh negara.

  
Gedung bekas Loji Mataram di Yogyakarta yang sudah diakuisisi negara dan menjadi gedung DPRD DIY
Sumber: dprd-diy.go.id

 

Kisah Lain Loji Tidar


Sebuah potongan Lotre pada surat kabar ini dikeluarkan oleh Loji Tidar yang berfungsi pada pagi hari jam 9 tertanggal 30 Agustus untuk dapat pergi ke Gedung Societet Soembing.

 
 Foto potongan kupon dari Loji Tidar
Sumber: Upload foto dari Alm. Tony Kusmahadi 18 Juli 2012 Group KTM
Demikinalah sekelumit kisah kiprah Freemason di bumi Magelang. Kisahnya tentang konspirasi untuk menguasi dunia ternyata pernah meninggalkan jejaknya di kota Magelang. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Salam Mblusukmen!! 

Komentar

  1. Masbro kapan ke Solo maneh? Berburu Lodje di Solo yok ^^
    Penasaran antara letaknya di Lojiwetan atau ada lokasi lain perihal Lodje di Solo.

    BalasHapus
  2. Historiografi nya false itu mas..
    Alasan utama Gereja memusuhi freemason karena khawatir dogma gereja rusak... Sehingga dominasi gereja memudar... Bagus sih freemasonry sebenarnya hal ini di lihat dari anggotanya yang banyak merupakan aktifis humanis,filsuf,inovator,inventor,dan rasionalist.

    BalasHapus
  3. Freemasonry adalah produk zionis, terkenal dengan 24 protokol zionis tata dunia baru si mata satu Dajjal....dan sudah banyak agama yg di rusak oleh gerakan internasional zionis tidak rerkecuali kristen, islam, budha dan hindu

    BalasHapus
  4. Aku suka freemasonry kalo daftar dimana mas?

    BalasHapus
  5. Belum Pernah Menang Di Agen Poker Manapun?? Jangan Kecewa..Yuk cobain Donaco Poker...
    Permainan Boleh Sama..Hokinya Beda Boss...

    Ayo segera bergabung dan dapatkan tips-tips menang dari kami
    Tips Jitu Poker

    Cara Daftar Donaco Poker

    Yakin Cuma Baca Doank??

    Hubungi Kami Secepatnya Di :
    WHATSAPP : +6281333555662

    BalasHapus

Posting Komentar