H.V. MARESCH : Percetakan Perekam Keabadian Kota Praja

H.V. MARESCH : Percetakan Perekam Keabadian Kota Praja 


Tanah Hindia Timur yang terberkahi dengan kemolekan alam dan lokasi – lokasi yang memikat adalah tempat favorit bagi mereka pecinta fotografi dan eksotisme timur jauh. Masa – masa setelah dicabutnya cultuurstelsel adalah masa penuh investasi bagi pengusaha- pengusaha swasta dimana pembangunan sedang pesat - pesatnya berkembang di Hindia Belanda.

Tidak banyak dokumentasi perkembangan kota yang terekam secara detail dan tersebar luas di Indonesia. Hanya kota – kota besar yang sudah berkembang layaknya Batavia, Semarang, Bandung dan Surabaya yang mempunyai perusahaan – perusahaan percetakan yang bisa merekam gerak laju perkembangan kota – kota tersebut.

Beruntunglah Magelang mempunyai sebuah perusahaan percetakan yang banyak mendokumentasikan perkembangan kota pada masa silam. Puluhan foto dokumentasi nostalgia kota praja Magelang pada masa kolonial terabadikan dalam lembaran – lembaran kenangan berkat sebuah perusahaan percetakan asing. Perusahaan itu bernama H.V. Maresch & Co.

Bernama resmi N.V. Stoomdrukkerij H.V. Maresch, percetakan ini didirikan Heinrich Vinzens Maresch yang lahir pada tanggal 21 April 1854 di Austria. Kiprahnya di Hindia -Belanda dimulai ketika usianya 23 tahun. Maresch muda pergi ke kota Venlo pada 12 Maret 1877 untuk mendaftar sebagai tentara di Hindia - Belanda. Selanjutnya, Ia tiba di Batavia pada 19 Mei pada tahun yang sama.

Tuan Maresch kemudian mengabdi di dinas ketentaraan Hindia - Belanda selama enam belas tahun dan pensiun dengan pangkat terakhir sersan di Semarang pada 2 April 1893. Pada tahun pensiunnya itulah, ia juga mendirikan N.V. Stoomdrukkerij H.V Maresch, yang dipimpinnya hingga 1918. Pada Juli 1911 Tuan J. M. Grenzenberg diangkat sebagai wakil direktur.
Percetakan N.V Maresch sendiri tereletak dikawsan bisnis warga Eropa di Groote weg Noord Poncol, bersebelahan dengan Hotel Montagne. Sebagai mana yang kita tahu, kawasan Poncol sendiri pada jaman kolonial dulu sudah terkenal sebagai kawasan elite para pebisnis. Kawasan ini dipenuhi dengan hotel - hotel, toko, rumah – rumah elite dan tangsi militer.

 
Kartu pos dikirim dari Magelang ke Perancis dengan prangko yang ditempel dalam posisi terbalik. Dibubuhi cap pos 1910, tetapi dari nomor urutan 094467 dapat diketahui bahwa kartu pos diterbitkan di tahun 1909. Potret Pak Maresch yang berkumis terlihat di sebelah kiri.
Sumber: Upload Olivier Johannes 11 Februari 2013, FB Group KTM

H.V. Maresch sudah banyak mencetak kartu pos mengenai Magelang dan sekitarnya pada periode 1900an awal sampai pada dekade 1940an ketika perang dunia kedua pecah. Percetakan H.V Maresch berjasa mengabadikan banyak pemandangan kota Magelang seperti Terminal Magelang, Stasiun Pasar, Stasiun Aloon2, Stasiun Kotta, Kali Progo, Kali Elo, Jalan Bajeman, Watertoren, Pemandangan sekitar Hoofdwacht KNIL Midden, Candi Borobudur, Militaire Hospital dan masih banyak lagi dalam bentuk kartu pos yang kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia. Bukan hanya kartu pos berwarna hitam putih saja, percetakan Maresch juga mulai memberikan warna pada kartu pos hasil cetakannya secara manual. Pewarnaan kartu pos memang cukup populer kala itu dimana foto berwarna belum ditemukan.

 
Lokasi Gedung H.V. Maresch di kawasan bisnis Groote weg Noord Pontjol yang bersebelahan dengan halaman Hotel Montagne. Gedung bertingkat kedua dari depan adalah percetakan H.V. Maresch.
Sumber : KITLV

 
Foto situasi dalam pabrik percetakan (Drukkerij) Maresch tahun 1909. Dapat dilihat bahwa kebanyakan pekerja percetakan adalah orang – orang jawa.
Sumber: Upload Gunawan Priyosusilo, 28 September 2011, FB Group KTM

Selain mencetak kartu pos – kartu pos dengan gambar Magelang, H.V Maresch juga mencetak buku – buku bacaan “De Steenen Spreken. De Goddelijke Boodschap der Groote Pyramide“, sebuah hasil studi tentang Piramida Giza di Mesir ditahun 1940 yang sekarang menjadi koleksi Antiquariaat van Hoorn, Nijmegen, Belanda. Ada pula buku terbitan H.V Maresch yang terkenal seperti 'Na 25 jaren: herinneringen uit mijn leven en werk en wordingsgeschiedenis van het gesticht "Oranje Nassau", Magelang'. Buku tersebut adalah sebuah autobiografi yang ditulis sendiri oleh J.A.G Van Der Steur, seorang Belanda yang sangat memperhatikan nasib rakyat Indonesia khususnya anak – anak yatim piatu korban perang di Magelang. Pa Van der Steur mendirikan sebuah yayasan untuk pemeliharaan anak terlantar di Magelang dengan nama “Oranje Nassau”. Buku autobigrafi Van der Steur dicetak oleh H.V Maresch pada 1917.

Perusahaan percetakan H.V Maresch tidak hanya berfokus pada pencetakan kartu pos, buku, dan majalah saja. Perusahaan ini pernah juga menjadi agen resmi mesin ketik merek “ROYAL” yang berpusat di Batavia.

Perusahaan percetakan Marsch juga pernah tercatat ikut mensponsori acara Magelangsche Race Sociëteit yang mengadakan balapan pada tanggal 28 dan 29 Oktober 1916. N. V. Stoomdrukkerij H. V. Maresch telah menyediakan minuman sejumlah f 100 selama balapan berlangsung.

 
Contoh kartu pos berwarna hasil percetakan H.V Maresch pada tahun 1910. Foto berwarna pada saat itu belum ditemukansehingga foto berwarna yang muncul pada era ini diberi warna secara manual. Dalam foto adalah kondisi Stasiun Pasar Rejowinangun, Magelang. Sumber: Koleksi Pribadi Olivier Johannes Rapp

 
Contoh kartu pos hitam – putih keluaran percetakan N.V Maresch pada peringatan hari ratu tanggal 31 Agustus 1920 di Lapangan Tidar. Beberapa catatan menyebutkan, tahun 1920an merupakan masa lahirnya kamera TLR (twin lens reflex).
Sumber: Delcampe

 
Contoh kartu pos pemandagan alam di Magelang dengan latar belakang candi Budha terbesar di dunia, Candi Borobudur hasil cetakan N.V Maresch. 
Sumber: Koleksi Denmaz Didotte


 


Suasana ruang redaksi H.V. Maresch pada 1915. Para pegawai percetakan kebanyakan memakai seragam beskap putih berikat kepala (udeng) dan berjarik. Masih belum jelas apakah ini seragam pegawai atau hanya sebagai keperluan foto.
Sumber: Upload foto Gunawan Priyosusilo, 28 September 2011, FB Group KTM


H.V. Maresch pernah juga menjadi agen resmi mesin ketik merek “ROYAL” yang berpusat di Batavia.
Sumber: Iklan mesin ketik merk "Royal" dari surat kabar de Indische Courant

 
Sosok Pa Van der Steur yang menulis buku autobiografi yang dicetak oleh H.V Maresch. Autobiografinya sendiri berisi tentang perjuangannya hidup di Magelang dan suka dukanya mendirikan yayasan panti asuhan “Oranje Nassau”.
Sumber: Tropenmuseum

Sang pendiri perusahaan, Tuan Maresch, pernah tercatat mengikuti club berburu bernama Magelangsche Jachtclub D.O.G. Pernah pada suatu ketika dihari rabu tanggal 1 Januari 1934, anggota club ini sedang mengadakan perburuan babi hutan (celeng) di Temanggung. Pada hari itu, kebetulan 3 orang anggota klub yang terdiri dari Tuan Maresch, Korinth dan Robijn mendapat laporan dari warga desa bahwa dikampung mereka terjadi serangan kepada hewan - hewan ternak seperti sapi dan anjing oleh seekor macan kumbang.

Tuan Maresch dan rekan - rekannya kemudian mengorganisir perburuan macan kumbang ini bersama sekitar 20 orang warga setempat. Setelah melecak hewan buas ini selama beberapa saat, sang macan kumbang berhasil ditembak mati di kawasan perusahaan Kopi Rowoseneng, kira - kira terletak sekitar 24 km dari Magelang. Keberhasilan Tuan Maresch dan rekan - rekannya ini disambut hangat oleh administratur perusahaan kopi, Tuan Hinsen. Mereka tiba di Magelang sekitar pukul 7 pagi dengan hasil buruan macan kumbang yang sudah mati dengan panjang 2 m. Warga desa pun merasa sangat tertolong dengan terbunuhnya si macan kumbang ini.


Ilustrasi perburuan harimau pada masa kolonial
Sumber: Pinterest

H.V. Maresch meninggal secara mendadak pada 22 Mei 1935 dihari selasa dalam usia 81 tahun. Setelah makan siang, Tuan Marsech merasa tidak enak badan dan dibaringkan oleh anaknya sekitar pukul 13.00. Tak lama kemudian, Ia meninggal dunia dipangkuan sang anak. H.V Maresch yang cukup ternama dan dihormati di Magelang ini dimakamkan rabu sore pukul 16.00 keesokan harinya. Tuan Maresch yang sudah tinggal di Hindia - Belanda selama 60 tahun ini setidaknya hanya pernah tiga kali pulang ke Belanda. Pada tahun itu juga kepemimpinan Percetakan N.V. Stoomdrukkerij H.V. Maresch berpindah tangan kepada putranya, K. Maresch.

Selama masa pendudukan Jepang di Magelang antara tahun 1942 -1945 masih belum diketahui apakah percetakan ini masih berfungsi atau tidak. Kemungkinan besar, keluarga Marsech ikut di internir bersama orang - orang Eropa lain di kamp - kamp interniran tersebar di Magelang.

Namun yang jelas, memasuki masa perang kemerdekaan, Gedung Percetakan H.V Maresch pernah dibakar oleh para tentara pelajar Magelang pada bulan Desember tahun 1948. Dokumentasi sisa bangunan percetakan H.V Maresch bisa terlihat dalam foto tentara Belanda yang memasuki Kota Magelang pada parade bulan Januari 1949. Tentara – tentara ini berparade melewati Groote weg Noord Pontjol dan melintasi bangunan – bangunan rusak disepanjang jalan kawasan Poncol.

 
Parade tentara Belanda pada Agresi Militer Belanda II di bulan Januari 1949.
Sumber: Indiegangers


 
Komparasi kondisi Gedung percetakan N.V Maresch pada masa Agresi Militer Belanda II dan sekarang. 
Sumber: Upload Tomy Kusmahadi 6 Juni 2015, FB Group KTM
Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia, bekas gedung percetakan H.V Maresch berubah menjadi gedung surat kabar Kedaulatan Rakyat sampai sekarang. 


H.V Maresch pada tahun 1970an ketika masih berfungsi menjadi gedung Kedaulatan Rakyat
Sumber: Koleksi Bagus Priyana

Kondisi Gedung KR sekarang (2019). Sumber: Dokumentasi Pribadi

Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia, bekas gedung percetakan H.V Maresch pernah berubah menjadi gedung surat kabar Kedaulatan Rakyat. Setelah sempat kosong beberapa saat, gedung ini mulai direnovasi dan bersolek lagi. Semoga bangunan bersejarah ini bisa tetap lestari.

Demikianlah rekam jejak perusahaan percetakan yang berjasa dalam pendokumentasian Magelang pada masa lalu. Tanpa H.V. Maresch, Magelang tidak akan banyak memiliki lembaran – lembaran gambar yang menjadi cerita Nostalgia para warganya. Berkat H.V Maresch ini pulalah nama Magelang bisa berdiaspora seantero dunia berkat kartu pos – kartu posnya. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dalam kepenulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat. Salam Mblsukmen!!

Sumber :
- De Indische courant. yang terbit pada 24 Mei 1935
- De Indische mercuur; orgaan gewijd aan den uitvoerhandel, jrg 34, 1911, no 38. Terbit pada 19 September 1911
- Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië terbit pada 21 Januari 1919
- De Indische courant terbit pada 28 April 1934
- Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië terbit pada 02 Mei 1934
- Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië terbit pada 21 Januari 1919
- Bataviaasch nieuwsblad terbit pada 03 November 1916

Komentar